Total Tayangan Halaman

Rabu, 26 Maret 2014

HEMATOLOGI







Peran Trombosit saat terjadinya luka






Fungsi Plasma  adalah untuk mengatur tekanan osmosis darah, membawa zat-zat makanan ke seluruh tubuh, dan mengangkut zat-zat sisa metabolisme dari jaringan tubuh.

Di dalam plasma darah, terdapat fibrinogen yang berfungsi dalam proses pembekuan darah. Jika terjadi luka, fibrinogen akan membentuk benang-benang fibrin. Benang fibrin akan membentuk jaring seperti jala yang berfungsi untuk menjaring sel darah dan menutup luka. Jika plasma darah dipisahkan dari fibrinogen, akan terbentuk cairan bewama kuning. Cairan ini disebut serum. Serum mengandung antibodi yang berguna untuk membunuh benda asing yang masuk ke dalam tubuh.


Fungsi sel darah merah (eritrosit) adalah mengangkut oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sel darah merah (eritrosit) mampu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh karena memiliki hemoglobin (Hb). Hemoglobin merupakan suatu protein khusus yang mengandung zat besi yang mampu mengikat oksigen.

Fungsi sel darah putih (Leukosit) adalah untuk melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi di dalam tubuh.

Selasa, 25 Maret 2014

artikel : menopause



berdasarkan penelitian secara seksama yang pernah dilakukan oleh beberapa ahli ObGyn ( Obstetrics and Gynecology ) terkemuka Amerika dan dipublikasikan secara terbuka pada The American Journal Of clinical nutrition :

- Wanita yang mengalami menstruasi awal atau menarche atau haid pada usia muda, ternyata akan memiliki masa menopause yang akan lebih lama. Artinya perempuan muda yang mengalami menstruasi pada umur kurang dari 12 tahun, kemungkinan besar akan memasuki masa menopause diatas usia 55 tahun.

- Wanita yang terlambat mengalami haid awal atau menstruasi awal, akan memiliki masa menopause yang lebih cepat. Artinya wanita yang mengalami menstruasi awal diatas usia 15 tahun, kemungkinan besar akan mengalami menopause pada usia dibawah 48 tahun.






Apa itu Menopause ?
Pada setiap kehidupan wanita, terdapat dua masa transisi yang berkaitan dengan masalah hormon, yaitu masa pubertas, ketika seorang wanita mulai mengalami haid, dan memasuki usia reproduksi (dapat hamil dan melahirkan). Menopause merupakan akhir dari masa transisi yang kedua bagi wanita, dimana kadar esterogen dalam darah menurun sampai menghilang sehingga akan menimbulkan gangguan fungsi organ tubuh. Menopause merupakan proses biologis alami, bukan penyakit medis.


Apa penyebab Menopause ?
Bertambahnya usia menyebabkan berkurangnya produksi hormon esterogen dan progesteron, hormon yang mengatur menstruasi pada wanita.


Bagaimana gejalanya ?
Periode haid menjadi tidak teratur Penurunan kesuburan Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina Hot Flashes, terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada, dan punggung.
Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan.
Gangguan tidur Gejala psikis dan emosional atau perubahan suasana hati (kelelahan, mudah tersinggung, dll).
Peningkatan lemak perut Penipisan rambut Pusing, kesemutan, dan palpitasi (jantung berdebar).
Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser),  Osteoporosis (pengeroposan tulang)


Bagaimana diagnosisnya ?
Selain pemeriksaan fisik dengan melihat gejala-gejala yang terjadi, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan darah yaitu follicle – stimulating hormone (FSH) dan estrogen, serta thyroid-stimulating hormone (karena hipotiroidisme dapat menyebabkan gejala mirip dengan menopause).


Pengobatan yang dilakukan Perawatan medis yang biasanya diberikan bertujuan untuk meringankan gejala-gejala yang terjadi dan meminimalkan penyakit kronis yang mungkin terjadi seiring dengan penuaan.


Perawatan medis yang dapat diberikan antara lain:
terapi hormon
anti-depresan
vaginal estrogen
dan obat-obat lainnya.


Pencegahan yang dapat dilakukan :
Olah raga teratur
Istirahat yang cukup
Lakukan relaksasi
Melakukan latihan untuk memperkuat dasar panggul
Hindari merokok


Dampak yang ditimbulkan oleh Menopause :
Penyakit kardiovaskular (yg melibatkan fungsi jantung dan pembuluh darah)
Osteoporosis (pengeroposan tulang)
Berat badan meningkat (obesitas)
Buang air kecil terus-menerus (poliuria).

Kamis, 20 Maret 2014

artikel : Kanker Leher Rahim





Apa itu Kanker Leher Rahim ?

Kanker leher rahim merupakan keganasan yang menyerang leher rahim atau cervix, yaitu bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang sanggama (vagina).



Apa penyebab Kanker Leher Rahim ?

Sekitar 80% dari kasus kanker leher rahim disebabkan oleh virus Human Papilloma (HPV).







Bagaimana gejalanya ?

Pada kebanyakan wanita tidak menunjukkan gejala. Adapun gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Pendarahan tidak normal, yang bisa berupa pendarahan sesudah berhubungan intim, pendarahan abnormal di luar waktu haid, dan pendarahan sesudah menopause
  • Keluar cairan berwarna kekuningan dan berbau dari vagina
  • Sakit atau nyeri pada pinggul dan kaki





Bagaimana diagnosisnya ?

  • Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), merupakan skrining kanker leher rahim yang dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang telah dioles dengan larutan asam asetat. Skrining ini merupakan skrining yang paling sederhana, cepat, dan murah.






  • Pemeriksaan HPV-DNA, merupakan pemeriksaan molekuler yang secara langsung bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Human Papilloma Virus (HPV) pada sel-sel yang diambil dari leher rahim.



Oleh karena itu, semua wanita yang pernah melakukan hubungan seksual sangat dianjurkan untuk melakukan skrining kanker leher rahim secara rutin. Jika Anda berusia:

  • <21 tahun, skrining dengan pap smear dilakukan 3 tahun setelah hubungan seksual pertama, apabila hasilnya normal, maka selanjutnya dilakukan setahun sekali.
  • Antara 21-30 tahun, skrining dengan pemeriksaan pap smear dilakukan setiap tahun atau sesuai dengan saran dokter apabila terdapat hasil yang tidak normal.
  • >30 tahun, pemeriksaan pap smear dan HPV-DNA dilakukan secara berkala. Wanita berusia >30 tahun yang telah aktif secara seksual berisiko tinggi mengalami infeksi HPV yang menetap dan hal ini berkaitan erat dengan kanker leher rahim.





Pengobatan yang dilakukan

  • Cone Biopsi (conization)

  • Teknik Pembedahan

  • Pembedahan (Operasi)

  • Penyinaran (Terapi radiasi/radiation therapy)

  • Kemoterapi (chemotherapy)





Pencegahan yang dapat dilakukan

  • Berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi, dan tidak merokok.
  • Bersihkan organ vital setiap saat dengan tisu.
  • Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
  • Lakukan pemeriksaan pap smear dan HPV-DNA secara rutin untuk deteksi dini kanker leher rahim.



Semakin dini terdeteksi, semakin tinggi pula peluang sembuhnya. Kanker leher rahim merupakan salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dibandingkan dengan jenis kanker lainnya.





Dampak yang ditimbulkan oleh Kanker Leher Rahim

Awalnya penyakit ini menyerang mulut dan leher rahim, kemudian sel-sel kanker itu menyebar ke organ-organ lain, sehingga dapat menyebabkan kematian.